Selasa, 25 Maret 2014

IT Governance

  • menurut Van Gremberger, "IT Governance adalah kapasitas organisasi yang dilakukan oleh Dewan Pejabat Eksekutif dan manajemen TI untuk mengendalikan formulasi dan implementasi strategi TI dan dengan cara ini menjamin fusi bisnis dan TI".
  • menurut Weill dan Ross (2004), "IT Governance wewenang dan tanggung jawab secara benar dalam menetapkan suatu keputusan untuk mendorong perilaku penggunaan teknologi informasi pada perusahaan".
  • menurut Henderi et. all (2008), "IT Governance keputusan yang benar dalam bingkai yang bisa dipertanggung jawabkan untuk mendorong keinginan dan kebiasaan penggunaan teknologi informasi".
  • menurut ITGI, "Tata Kelola IT adalah tanggung jawab dari board of directors (BOD) dan eksekutif manajemen". Tata kelola IT adalah bagian dari tata kelola perusahaan dan terdiri dari kepemimpinan, struktur organisasi dan proses yang memastikan bahwa organisasi IT mendukung dan memperluas strategi dan objektif organisasi.
Jadi, IT Governance merupakan struktur dari hubungan dari proses yang mengarahkan dan mengatur organisasi dalam rangka mencapai tujuannya dengan memberikan nilai tambah dari pemanfaatan teknologi informasi dengan juga menyeimbangkan risiko dibandingkan dengan hasil yang akan diberikan oleh teknologi informasi serta prosesnya.

Cakupan IT Governance
  • Pembuatan keputusan, otoritas, dan tanggung jawab dalam struktur organisasi
  • Kepemimpinan
  • Proses, sebagai siklus manajemen
  • Manajemen sumber daya
  • IT dipakai untuk melaksanakan strategi / tujuan organisasi
  • Mekanisme hubungan atau komuunikasi
Manfaat IT Governance 
  • Meminimalkan risiko dan penghematan biaya
  • Menurunkan risiko biaya dalam memberikan layanan TI
  • Peningkatan pengiriman IT services
  • Pekerjaan akan lebih efektif dan efisien
Tujuan IT Governance
  1. Conformance objective (penyesuaian)
  2. IT berfungsi sebagai pengiriman dan pelaporan data untuk memastikan :
    - Integritas informasi
    - Ketepatan waktu untuk mempercepat pengambilan keputusan
    - Menyediakan laporan untuk keperluan pimpinan
    - Mengotomatisasi penangkapan data
    - Performance objective - berfokus pada "bisnis governance"
  3. Menyelaraskan IT resources yang sudah diinvestasikan dengan strategi organisasi (agar menjadi enabler)
Ciri Perusahaan yang tidak menerapkan IT Governance
  • Sistem tidak terintegrasi
  • Keluhan konsumen tinggi mengenai kinerja sistem TI
  • Tingkat kepedulian akan aspek kerahasiaan teknologi dan informasi rendah
  • Tidak adanya kebijakan dan prosedur tata kelola TI secara utuh
  • Kerugian finansial
  • Reputasi perusahaan menurun
Pihak yang terlibat dalam IT Governance


Fokus IT Governance

IT Governance Framework

Langkah - langkah menerapkan IT Governance
  • Adanya komitmen dari top manajemen
  • Menyediakan SDM
  • Mengadakan pelatihan
  • Memasarkan value proposition and benefit dari IT Governance
  • Mengembangkan kerangka kerja dan pemetaan proyek tata kelola IT berdasarkan best practices
  • Menilai tingkat kematangan IT Governance eksisting
  • Mengembangkan rancangan IT Governance untuk masa mendatang
  • Menguraikan komponen tata kelola TI
  • Mengembangkan perencanaan aksi tata kelola IT
  • Mensponsori perbaikan kualitas sertifikasi perusahaan dan individu
  • Mengidentifikasi teknologi yang tersedia untuk mendukung tata kelola IT
  • Menyediakan akses "webportal" kebijakan IT Governance, proses, informasi, komunikasi dan menyediakan dukungan
  • Memasarkan dan mengkomunikasikan IT value proposition
  • Merencanakan bagaimana mempertahankan tata kelola IT agar berkembang
Strategi Implementasi IT Governance
  1. Pertimbangan ekonomis, terkait dengan :
    - Ketergantungan pada pihak lain
    - Keandalan dan fleksibilitas perangkat
    - Kemudahan dalam implementasi
    - Pengembangan SDM
  2. Pemberdayaan dan pengembangan SDM
  3. Tahap pengoperasian
    - Sosialisasi ke semua personel
    - Instruksi bersifat "Top-Down"
    - Monitoring dan evaluasi




Senin, 24 Maret 2014

Capability Maturity Model (CMM) & Capability Maturity Model Integration (CMMI)

I. CMM
-> adalah sebuah penyederhanaan yang digunakan untuk mengukur tingkat kematangan dari sebuah pengembangan SI / software development house dari suatu organisasi dalam menyajikan / membuat / mengembangkan perangkat lunak
-> dikembangkan dan dipromosikan oleh Software Engineering Institute (SEI), sebuah pusat pengembangan yang disponsori oleh departemen Pertahanan AS (Department of Defense - DoD)
-> dapat digunakan untuk menilai sebuah organisasi terhadap skala lima tingkat kematangan proses

Kegunaan CMM :
  1. Menilai tingkat kematangan sebuah organisasi pengembang perangkat lunak.
  2. Memfilter kontraktor yang akan menjadi pengembang perangkat lunak.
  3. Memberikan arah untuk peningkatan organisasi bagi top management di dalam sebuah organisasi pengembang perangkat lunak.
  4. Sebagai alat bantu untuk menilai keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.

5 tingkat kematangan proses dalam perusahaan berdasar CMM (lihat gambar)



II. CMMI
-> adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsur - unsur penting proses efektif bagi organisasi
-> menggambarkan cara yang baik dalam mengelola, mengukur dan memonitori proses pengembangan perangkat lunak
-> tidak menggambarkan proses melainkan karakteristik proses yang baik sehingga memberikan pedoman bagi perusahaan dalam mengembangkan atau mengasah pengaturan proses
-> dapat digunakan pada semua bagian, tetapi tidak semua organisasi sesuai dengan metode ini.

CMMI direpresentasikan kedalam 2 bentuk, yaitu :
  • Proses digambarkan sebagai Continuous Representation untuk menunjukkan Capability Level
  • Proses digambarkan sebagai Staged Representation untuk menunjukkan maturity level


Kegunaan CMMI :
  1. Membantu menentukan perbaikan proses rekayasa sistem, rekaya perangkata lunak dan integrasi proses serta pengembangan proses.
  2. Membantu meningkatkan kualitas dan membantu organisasi untuk memprediksi waktu dan anggaran yang dibutuhkan.
  3. Dapat menggunakan hasil penilaian untuk pemilihan sumber atau verifikasi dari maturity level organisasi lain.

Proses initi dalam CMMI :
  1. Process Management -> organizational process focus,organizational process definition, organizational training, organizational process performance, organizational innovation & deployment
  2. Project Management -> project planning, monitoring and control, supplier agreement management, risk management, integrated teaming, integrated supplier management, quantitative project management
  3. Engineering -> requirement managemen and development, technical solution, product integration, verification, validation
  4. Support -> config. management, process & product quality assurance, measurement & analysis, decision analysis & resolution, organizational environment for integration, causal analysis & resolution

6 tingkat Capability Level yang menggambarkan bagaimana setiap proses inti berjalan di dalam sebuah organisasi berdasar CMMI (lihat gambar)




Daftar Pustaka :

Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)

COBIT 
  • Adalah audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information System Audit and Control Association (ISACA) melalui lembaga yang dibentuknya yaitu Information and Technology Governance Institute (ITGI) untuk membantu pada auditor, pengguna (user), dan manajemen dalam menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah - masalah teknis IT (Sasongko, 2009). 
  • Merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga auditor profesional.
  • Mendukung tata kelola IT dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan IT dengan bisni. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa IT memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko IT dikelola secara tepat, dan sumber daya IT digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).
Manfaat dalam penerapan COBIT, antara lain :
  1. Mengelola informasi dengan kualitas yang tinggi untuk mendukung keputusan bisnis.
  2. Mencapai tujuan strategi dan manfaat bisnis melalui pemakaian IT secara efektif dan inovatif.
  3. Mencapai tingkat operasional yang lebih baik dengan aplikasi teknologi yang reliable dan efisien.
  4. Mengelola resiko terkait IT pada tingkatan yang dapat diterima.
  5. Mengoptimalkan biaya dari layanan dan teknologi IT.
  6. Mendukung kepatuhan pada hukum, peraturan, perjanjian kontrak dan kebijakan.
COBIT hingga saat ini telah memiliki 6 versi maturity model yang diterbitkan, yaitu :


Framework COBIT terdiri atas beberapa pedoman, yakni :
  1. Control Objectives -> terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi yang terbagi dalam 4 domain, yaitu Planning & Organization, Acquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitoring & Evaluation.
  2. Audit Guidelines -> berisi sebanyak 318 tujuan pengendalian yang bersifat rinci untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.
  3. Management Guidelines -> berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang harus dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaa seperti "Sejauh mana TI harus bergerak/digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya ?".
  4. Matrurity Models -> untuk memetakan status kedewasaan proses IT (dalam skala 0-5).


# COBIT 4.0, memiliki tujuan untuk :
  • Menganalisa bagaimana tujuan pengendalian dapat dipetakan ke dalam 5 wilayah penentuan IT agar dapat mengidentifikasi gap potensial
  • Menyesuaikan dan memetakan COBIT ke standar yang lain (CMM, ITIL, COSO, PMBOK, ISF, ISO 17799)
  • Mengklarisifikasikan indikator tujuan utama (KGI) dan indikator hubungan kinerja utama (KPI), dengan mengenal bagaimana KPI dapat bergerak mencapai KGI
  • Menghubungkan tujuan bisnis, IT dan proses IT (penelitian mendalam di delapan industri dengan pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana proses COBIT mendukung tercapainya tujuan IT spesifik dan dengan perluasan tujuan bisnis).
# COBIT 4.1 adalah model standar pengelolaan OT yang telah mendapatkan pengakuan luas dan dikembangkan oleh ITGI dari ISACA. 
Menurut IT Governance Institute, 2007, menyatakan bahwa pada versi 4.1 ini diuraikan good practices, domain-domain dan proses kerangka kerja (framework) TI yang ada.

COBIT 5 
  • adalah kerangka bisnis untuk tata kelola dan manajemen perusahaan IT (IT governance framework), dan juga kumpulan alat yang mendukung para manager untuk menjembatani jarak (gap) antara kebutuhan yang dikendalikan, masalah teknis, dan resiko bisnis.
  • adalah evolusi dari framework COBIT 4.1 yang ditambah dengan Val IT 2.0 dan Risk IT
  • didasarkan pada 5 prinsip utama untuk tata kelola dan manajemen perusahaan IT, yaitu 
    • meeting stakeholder needs, bergantung pada visi dan misi pada perusahaan
    • covering the enterprise end-to-end, menganggap semua tata kelola dan manajemen TI enabler untuk perusahaan
    • applying a single integrated framework, COBIT dapat menyesuaikan dengan tata kelola dan manajemen TI pada perusahaan
    • enabling a holistic approach, COBIT 5 mendefinisikan 1 set enabler untuk mendukung pelaksanaan tata kelola yang komprehensif dan sistem manajemen TI untuk perusahaan
    • separating governance from management
  • memiliki 7 enabler, yaitu (lihat gambar)

Penjelasan gambar . . . . . . . 
  1. Prinsip, kebijakan, dan kerangka kerja -> adalah kendaraan untuk menerjemahkan perilaku yang diinginkan menjadi panduan praktis untuk sehari-hari manajemen.
  2. Proses -> menggambarkan set teroganisisr praktek dan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dan menghasilkan set output dalam mendukung pencapaian keseluruhan TI tujuan yang terkait.
  3. Struktur organisasi -> adalah pengambilan keputusan kunci entitas dalam suatu perusahaan.
  4. Budaya, etika, dan perilaku individu dan perusahaan -> faktor keberhasilan dalam kegiatan tata kelola dan manajemen yang sangat sering diremehkan.
  5. Informasi -> diperlukan untuk menjaga organisasi berjalan dengan baik dan diatur, tetapi pada tingkat operasional, informasi sangat sering produk utama dari perusahaan itu sendiri.
  6. Layanan, infrastruktur, dan aplikasi -> meliputi infrastruktur, teknologi, dan aplikasi yang menyediakan perusahaan dengan pengolahan informasi teknologi dan jasa.
  7. Orang, keterampilan, dan kompetensi -> diperlukan untuk berhasil menyelesaikan semua kegiatan dan untuk membuat keputusan yang benar dan mengambil tindakan korektif.



n.b : untuk lebih jelas lagi, silahkan buka link ini "https://powerpoint.office.live.com/p/PowerPointView.aspx?FBsrc=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fdownload%2Ffile_preview.php%3Fid%3D1538045289754601%26time%3D1395709561%26metadata&access_token=1267110449%3AAVLFhdUYmmgFIVVFGooyQDAs_dLkhLTF1AbbGDfH3653gA&title=06_SIM02_COBIT_SIM11.pptx"

Requirement SIM

* Requirement Analysis -> tahap dimana user harus mengetahui kebutuhan dari sistem organisasi bisnis yang telah dibuat. tahap ini juga merupakan salah satu tahap yang harus dilakukan manajemen dalam tahap SDLC (O'Brien, 2005, p.5)

* Requirement management -> merupakan tahapan pendukung dalam Architechture Development Method (ADM) yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap tahapan tervalidasi dan berdasarkan pada kebutuhan bisnis.

=> Jadi, Requirement SIM yang dimaksud adalah tahap pendukung dengan kegiatannya adalah menganalisis kebutuhan yang diperluakan oleh sistem organisasi yang telah dibuat dengan cara mengelompokkan kebutuhan dari sistem yang telah ada tersebut. 

Menurut O'Brien, kebutuhan dalam sistem informasi tersebut dapat dibagi menjadi 6 komponen (lihat gambar)


Penjelasan gambar . . . . . . . 
  1. Perangkat Keras (hardware) : mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer, printer, dll
  2. Perangkat Lunak (software) : sekumpulan instruksi
  3. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki
  4. Jaringan dan Komunikasi : sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resource) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
  5. Basis Data (database) : sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
  6. Orang (people) : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan SI, pemrosesan, dan penggunaan keluaran SI

Penyusunan SI digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan proses kinerja dari organisasi. Dalam menyusun / membuat sebuah SI dapat digunakan metode TOGAF ADM.

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) memberikan tahapan detail untuk membangun dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan ADM (metode generik yang berisikan sekumpulan aktivitas yang digunakan dalam memodelkan pengembangan arsitektur enterprise). terdapat 4 komponen utama dalam TOGAF, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur teknologi, dan arsitektur aplikasi.

Karakteristik TOGAF 
  • Termasuk dalam 3 kerangka kerja perancangan arsitektur yang paling sering digunakan
  • Merupakan kerangka kerja yang bersifat open-standard
  • Fokus pada siklus implementasi (ADM) dan proses
  • Bersifat netral
  • Diterima oleh masyarakat internasional secara luas
  • Pendekatannya bersifat menyeluruh (holistic)
  • Memiliki alat-alat bantu (tools) untuk perencanaan proses yang lengkap
Prinsip - Prinsip TOGAF ADM
- Prinsip Enterprise : pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan
- Prinsip Teknologi Informasi (TI) : lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh bagian organisasi, termasuk unit - unit yang akan menggunakan
- Prinsip Arsitektur : merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan bagaimana mengimplementasikannnya


Tahapan TOGAF ADM, terdiri dari 8 tahap (lihat gambar)

Penjelasan gambar . . . . . . . 
  1. Architecture Vision, merupakan tahap arsitektur bisnis untuk mendukung visi arsitektur bisnis. Pada tahap ini tools dan method umum yang digunakan untuk pemodelan adalah Integration Definition (IDEF) dan Unified Modeling Language (UML).
  2. Business Architecture, kegiatan yang dilakukan adalah mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis dan menentukan model / aktivitas bisnis yang diinginkan. Tools dan method yang digunakan seperti BPM, IDEF, UML.
  3. Information System Architecture, merupakan struktur aplikasi dan data yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi - aplikasi pada Arsitektur Bisnis Organisasi.
  4. Technology Architecture, merancang dan membangun arsitektur teknologi yang diinginkan dengan menentukan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan keras.
  5. Oppotunities and Sources, mengevaluasi model yang telah dibangun sehingga bisa menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Misal, project context diagram dan benefit diagram.
  6. Migration Planning, melakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. 
  7. Implementation Governance, dilakukan penyusunan rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah dilakukan yang meliputi tatakelola organisasi, teknologi, informasi dan arsitektur.
  8. Architecture Change Management, melaksanakan monitoring berkelanjutan dan proses manajemen perubahan serta membangun dan mendukung arsitektur enterprise agar fleksibel pada teknologi dan lingkungan bisnis.
Daftar Pustaka :
  • Yeni, Norman K et al. Pemanfaatan TOGAF ADM untuk Perancangan Sistem Informasi Dinas Perindustrian & PErdagangan Sebagai Sub Sistem Arsitektur E-Government Kabupaten Bangkalan. Universitas Trunojoyo, Madura
  • H, Hanhan., Solihin. (2012). TOGAF ADM
  • Wolfgang Keller. (2012) : TOGAF 9.1 Quick Start Guide for IT Enterprise Architects

Pengantar Sistem Informasi Manajemen


Terdiri dari kata 'Sistem', 'Informasi', dan 'Manajemen'. 
mari kita bahas lebih lanjut . . . . . . . . 

Sistem adalah sekelompok elemen - elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan - keputusan yang sekarang atau keputusan - keputusan yang akan datang.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Jadi, Sistem Informasi Manajemen (SIM) itu adalah sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. SIM terdiri dari berbagai sub sistem informasi yang saling mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda untuk menghasilkan output yang berguna untuk mengelola kegiatan manajemen sebuah perusahaan.

Perkembangan SIM
Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Pada tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi komputer tersebut, produsen memperkenalkan konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintahan dengan skala besar seperti Dep. Keu.

* Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keendari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems - DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer.

Adapun tujuan dari SIM, yaitu :

  1. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen
  2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan
  3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
Komponen SIM adalah seluruh elemen yang membentuk suatu sistem informasi. Komponen ini terbagi menjadi 2, yaitu komponen SIM secara fungsional dan SIM secara fisik (lihat gambar dibawah)


Penjelasan gambar diatas . . . . . . 
  1. People Resources (SDM), dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi yang meliputi pemakai akhir yaitu orang-orang yang menggunakan SI & pakar SI yaitu orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan SI.
  2. Software Resources (SDS), meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi.
    Contoh :
    - Software sistem -> program sistem operasi yang mengendalikan & mendukung operasi sistem komputer
    - Software aplikasi -> memprogram pemrosesan langsung bagi pengguna tertentu komputer oleh pemakai akhir
    - Prosedur -> mengoperasikan perintah bagi orang - orang yang akan menggunakan SI
  3. Hardware Resources (SDH), meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi.
    Contoh :
    - Sistem Komputer -> terdiri dari unit pemrosesan pusat yang berisi pemrosesan mikro dan berbagai peralatan periferal yang saling berhubngan
    - Periferal komputer -> berupa peralatan seperti keyboard, mouse elektronik, layar video, printer, dll
  4. Network Resources (SDN), menekankan bahwa teknologi informasi dan jaringan adalah komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi (meliputi : media komunikasi & dukungan jaringan).
  5. Data Resources (SDD), dapat berupa data alfanumerik (angka & huruf), teks (kalimat), gambar (bentuk grafik & angka, gambar video), dan audio (suara).
  6. Control of System Performance, pengendalian kinerja sistem diperlukan agar SI menghasilkan output yang sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.
  7. Input of Data Resources, pemrosesan data menjadi informasi yang biasanya bergantung pada aktivitas pemrosesan (perbandingan, perhitungan, penilaian, pengklasifikasian, dan pengikhtisarian).
  8. Output of Information Products, informasi dalam berbagai bentuk yang dikirim ke pemakai akhir.
  9. Storage of Data Resources, aktivitas SI untuk tempat data dan informasi disimpan secara teratur utnuk digunakan kemudian.